Dinamika Tanah Aluvial: Pengaruhnya terhadap Pemukiman dan Mata Pencaharian di Jakenan, Pati

 
Dinamika Tanah Aluvial: Pengaruhnya terhadap Pemukiman dan Mata Pencaharian di Jakenan, Pati


Nama Penulis: Haniti Zaroh 
Tempat tinggal: Desa Karangrejo Rt 01/Rw 02 Aktivitas kesseharian: Pelajar di SMA Negeri 1 Jakenan kelas : XII F-6
 Fokus pembahasan: Lapisan Tanah dan Perngaruhnya Terhadap Sistem Mata Pencaharian Jenis tanah di kawasan Jakenan: alunvial yaitu hasil proses sedimentasi dan pelapukan sepanjang lapisan tanah: tidak ada lapisan tanah O (organik), tidak ada lapisan tanah A (Topsoil), sebagian besar adalah jenis lapisan tanah B (subsoil), Lapisan C (Regolith). Lapisan tanah B tanahnya kurang subut dan lebih padat, dan lapisan tanah C lapisan tanah yang terbentuk karena batuan yag telah lapuk dan tanah yang belum terbentuk lapisan tanah: Tanah tampak berwarna kuning kecoklatan, padat, saat kemarau seperti batu, saat hujan licin tidak berpori, cepat jenuh ketika ada turun hujan jenis budidaya: Saat musim hujan melakukan budidaya tanaman Padi dua kali dalam setahun MT1, dan MT2. Saat musim kemarau budidaya tanaman kacang dan ada yang mulai tanam tembakau bencana: Saat musim hujan rentan banjir, padi terendam banjir, padi roboh, terkena serangan wereng. Dan saat musim kemarau terjadi kelangkaan pola pemukiman: Pola pemukiman cenderung dipengaruhi oleh ketersediaan akses jalan, transportasi, ikatan keluarga dan sanak keluarga, dan ketersediaan sumber daya sawah. perkembangan kegiatan pendidikan: gaya pendidikan lebih kearah di jenjang pendiidkan formal yaitu SD, SMP, dan SMA, imajinasi jenis pekerjaan anak muda: Merantau di luar negeri, dan ketika berhasil akan membuat investasi lapanngan pekerjaan sendiri ketaatan agama: kegiatan keagamaan lebih longgar tidak dogmatis penggunaan alat transportasi: menggunakan sepeda motor dan sebagian mobil pribadi. Anak-anak sekolah menggunakan sepeda motor sebagai alat transportasi utama. Tidak ada yang naik bus karena tidak ada bus Gaya hidup: pola hidup lebih ketat, sederehana dalam pola konsumsi saat di dalam rumah, dan agak mewah saat makan di luar rumah. Kepemilikan sepeda motor baru, mobil baru, perhiasan dan pakai baru lebih banyak kuliner utama: lebih banyak membeli sarapan di warung saat pagi hari, tidak banyak yang masak, dan membuat masakan pada saat siang dan malam hari belanja kebutuhan sembako: membeli bakul tereng atau pedagang semako keliling. Bakul tereng kulakan di pasar glonggong yang terletak di desa glonggong kecamatan jakenan, dan pasar batur yang terletak di desa batur kecamatan, dan di pasar jakenan yang terletak di sebalah timur alun-alun kecamatan jakenan. jam operasional pasar: pasar glonggong lebih awal bukanya, di pasar ini petani menjual hasil panenan dari sawah dengan jenis tanah aluvia. Di jual di bakul pasar kemudian di kulak bakul tereng, dan dijual lagi di pasar sempu dan pasar glonggog. kantong pemukiman: rumah tambahmulyo besar saat pemilu 18 tps , rumah karangjati saat pemilu hanya 3 tps,termasuk desa sidomulyo kantong pemukiman: tambahmulyo besar wialayh luas, sawah banyak, banyak usaha baru hubungan kantong pemukiman dan produktivitas sawah: dekat sungai sampang: 2 dan 3 kali saat kemarau , saat musim hujan gak bisa tanam mata pencaharian petani: orang tua petani, anak-anak muda merantau ke jepang korea, pulang bawa modal, mendisirikan usaha penanaman, alat berat, perkembangan pumukiman : desa tambah mulyo, akan dibangun rumah sakit bayangkara, terkoneksi dengan kecamatan winong dan jaken perkembangan harga tanah di desa tambahmulyo: per meter 1,6 juta , tiga tahun yang lalu 900 sd juta. jenis usaha kedapan: alat pertanian, Mitigasi bencana: glonggong air sungai dan tondomulyo karena luapan sungai silugonggo dan luapan waduk wilalung, daerah pucak wangi banr bandang ke glonggong , tidak hujan tapi banjir karena kirimiman seamua saya penulis artikel di media massa saya sedang fokus menulis tentang pengaruh lapisan tanah terhadap mata pelepasanian dan perkembangannya tepatnya di masyarakat Jakenan, Pati, Jawa Tengah Berikut ini adalah bahan artikel hadil observasi saya dan saya di kawasan Jakenan Berdasarkan bahan tersebut tolong buatkan artikel menarik untuk dimuat di media massa kompas dan tempo Jawaban Pengaruh Lapisan Tanah Aluvial terhadap Mata Pencaharian dan Pemukiman di Jakenan, Pati Jakenan, Pati - Kecamatan Jakenan, yang terletak di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, memiliki karakteristik unik terkait jenis tanah dan pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakatnya. Sebagai seorang pelajar SMA Negeri 1 Jakenan, Haniti Zaroh meneliti hubungan antara lapisan tanah aluvial di Jakenan dengan sistem mata pencaharian dan perkembangan pemukiman masyarakat setempat.

••>Karakteristik Tanah Aluvial di Jakenan
Tanah di Jakenan didominasi oleh jenis aluvial, hasil sedimentasi dan pelapukan batuan 4 6 . Lapisan tanahnya memiliki ciri khas tanpa lapisan organik (O) dan tanah lapisan atas (A). Sebagian besar terdiri dari lapisan subsoil (B) yang kurang subur dan lebih padat, serta lapisan regolith (C) yang merupakan batuan lapuk yang belum sepenuhnya menjadi tanah. Tanah ini berwarna kuning kecoklatan, padat seperti batu saat kemarau, licin saat hujan, dan cepat jenuh udara.

••>Pola Budidaya dan Dampak Bencana
Masyarakat Jakenan memanfaatkan musim hujan untuk budidaya padi dua kali setahun (MT1 dan MT2). Saat musim kemarau, mereka beralih ke tanaman kacang atau tembakau. Namun, kondisi ini juga membawa tantangan tersendiri. Saat musim hujan, banjir menjadi ancaman utama, menyebabkan padi terendam, roboh, dan serangan hama wereng 4 6 . Musim kemarau membawa masalah kelangkaan udara.

••>Pola Pemukiman dan Mata Pencaharian
Pola pemukiman di Jakenan dipengaruhi oleh akses jalan, transportasi, ikatan keluarga, dan ketersediaan sumber daya sawah. Mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani, namun generasi muda cenderung merantau ke luar negeri, seperti Jepang dan Korea, untuk mencari modal dan berinvestasi di kampung halaman dengan membuka usaha peternakan atau alat berat.

••>Perkembangan dan Gaya Hidup
Desa Tambahmulyo mengalami perkembangan pesat dengan rencana pembangunan rumah sakit Bhayangkara, yang terhubung dengan Kecamatan Winong dan Jakenan. Harga tanah di Tambahmulyo juga meningkat signifikan, mencapai 1,6 juta per meter. Gaya hidup masyarakat Jakenan cenderung sederhana dalam konsumsi sehari-hari di rumah, namun lebih terbuka saat bersantap di luar rumah. Kepemilikan sepeda motor dan mobil baru, perhiasan, dan pakaian baru menjadi prioritas.

••>Aktivitas Ekonomi Lokal
Masyarakat Jakenan lebih memilih membeli sarapan di warung daripada memasak di rumah. Untuk kebutuhan sembako, mereka mengandalkan "bakul tereng" atau pedagang sembako keliling yang mengambil barang dari Pasar Glonggong, Pasar Batur, dan Pasar Jakenan. Pasar Glonggong menjadi tempat petani menjual hasil panen dari sawah dengan tanah aluvial.

••>Mitigasi Bencana
Beberapa wilayah di Jakenan, seperti Glonggong dan Tondomulyo, rentan terhadap banjir akibat luapan Sungai Silugonggo dan Waduk Wilalung 1 . Daerah Pucakwangi juga berpotensi mengalami banjir bandang kiriman ke Glonggong.

Dengan memahami karakteristik tanah aluvial dan pengaruhnya terhadap mata pencaharian serta pola permukiman, diharapkan masyarakat Jakenan dapat lebih siap menghadapi tantangan dan memaksimalkan potensi yang ada. 


Postingan populer dari blog ini

PROPOSAL PEMBERDAYAAN LEMBAGA PENDIDIKAN SEBAGAI SARANA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DI LINGKUNGAN DESA KARANGREJO

Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Melalui Pengembangan Pertanian Berkelanjutan di Desa Karangrejo