Kegiatan Pemberdayaan Komunitas Seni dan Budaya dalam Upaya Pelestarian dan Pengembangan Kearifan Lokal
Pemberdayaan Komunitas Seni dan Budaya dalam Upaya Pelestarian dan Pengembangan Kearifan Lokal
1. Latar Belakang
Seni dan budaya merupakan bagian integral dari identitas bangsa yang harus dijaga dan dilestarikan. Di era globalisasi ini, pengaruh budaya asing sangat kuat, yang berpotensi membuat seni dan budaya lokal terlupakan atau tergerus. Oleh karena itu, penting untuk memberdayakan komunitas seni dan budaya agar mampu mengembangkan dan melestarikan kekayaan budaya yang ada.
Komunitas seni dan budaya sering kali memiliki potensi yang besar namun terbatas oleh akses terhadap pembelajaran, pendanaan, dan jangkauan promosi. Dengan adanya pemberdayaan, diharapkan mereka dapat lebih mandiri dan berkontribusi dalam pembangunan budaya yang lebih luas.
2. Rumusan Masalah
•>Bagaimana cara meningkatkan kapasitas komunitas seni dan budaya agar dapat melestarikan dan mengembangkan kearifan lokal?
•>Apa saja tantangan yang dihadapi oleh komunitas seni dan budaya dalam proses pemberdayaan?
•>Bagaimana cara menjamin keberlanjutan kegiatan seni dan budaya dalam jangka panjang?
3. Tujuan Kegiatan
*Meningkatkan pemahaman dan keterampilan komunitas seni dan budaya mengenai teknik dan strategi pelestarian budaya.
*Membantu komunitas seni dan budaya dalam mengembangkan potensi mereka melalui pelatihan dan pembinaan.
*Mendorong kolaborasi antar komunitas seni untuk menciptakan kegiatan seni yang inovatif dan berkelanjutan.
*Menyediakan platform bagi komunitas seni untuk memperkenalkan hasil karya mereka kepada masyarakat luas.
4. Manfaat Kegiatan
> Bagi Komunitas Seni
- meningkatkan kapasitas dan kualitas karya seni melalui pelatihan.
- memperluas jaringan kolaborasi dengan komunitas lain,dan pelaku Industri.
> Bagi Masyarakat
- memberikan pengalaman baru dalam memahami nilai-nilai budaya dan ikut berpartisipasi aktif.
-meningkatkan apresiasi terhadap kekayaan seni dan budaya.
5. Alat dan Bahan
••Peralatan seni (misalnya alat musik, alat lukis, bahan kerajinan tangan).
••Tempat kegiatan (ruang terbuka atau gedung komunitas).
••Sistem audio-visual untuk presentasi atau pameran.
••Buku dan materi pembelajaran mengenai seni dan budaya lokal.
••Alat dokumentasi (kamera, video recorder).
6. Tahapan Kegiatan
>< Persiapan:
1.Penyusunan tim pengelola kegiatan.
2.Penyusunan jadwal kegiatan.
3.Persiapan peralatan dan bahan yang dibutuhkan.
>< Pelaksanaan:
1.Pelatihan dan workshop seni dan budaya.
2.Pengadaan pameran atau pertunjukan seni.
3.Penyuluhan tentang pentingnya pelestarian budaya.
>< Evaluasi:
1.Penilaian hasil kegiatan.
2.Pengumpulan feedback dari peserta dan masyarakat.
7. Waktu dan Tempat
Waktu :
Kegiatan ini akan berlangsung selama 6 bulan, dengan jadwal kegiatan utama pada hari Sabtu dan Minggu setiap minggu selama 2 bulan pertama, dilanjutkan dengan pelaksanaan pameran dan pertunjukan di bulan ke-3 hingga ke-6.
Tempat:
Gedung komunitas seni setempat, ruang terbuka untuk pameran atau pertunjukan.
8. Kegiatan
••Pelatihan dan Workshop:
Memberikan keterampilan terkait seni dan budaya lokal, seperti tari tradisional, musik, seni rupa, atau kerajinan tangan.
••Pameran dan Pertunjukan:
Menyajikan hasil karya komunitas seni kepada masyarakat luas melalui pameran atau pertunjukan seni yang terbuka untuk umum.
••Penguatan Jaringan:
Mengadakan forum diskusi dan kolaborasi antara komunitas seni lokal dan pihak-pihak terkait, seperti pemerintah, LSM, atau pelaku seni lainnya.
9. Rancangan Anggaran
Kebutuhan | Biaya
Sewa tempat : Rp. 5.000.000
Peralatan Seni : Rp. 10.000.000
Honorarium Narasumber : Rp. 4.000.000
Alat Dokumentasi : Rp. 2.000.000
Materi Promosi : Rp. 3.000.000
Kegiatan Pemeran : Rp. 6.000.000
dan Petunjukan
Total: Rp. 30.000.000
10. Indikator Keberhasilan dan Kegagalan
*Keberhasilan:
-Terbentuknya komunitas seni yang lebih terorganisir dan berdaya.
-Meningkatnya jumlah peserta yang berpartisipasi aktif dalam kegiatan.
-Adanya hasil karya seni yang dipamerkan dan diterima baik oleh masyarakat.
*Kegagalan:
-Kurangnya partisipasi dari komunitas seni dan masyarakat.
-Keterbatasan dana dan sumber daya yang menghambat pelaksanaan kegiatan.
11. Tata Cara Evaluasi Kegiatan
*Evaluasi Internal:
Setiap sesi pelatihan dan workshop akan dievaluasi oleh peserta dan instruktur untuk menilai efektivitas pembelajaran.
*Evaluasi Eksternal:
Pengumpulan feedback dari masyarakat setelah pameran atau pertunjukan seni untuk menilai dampak sosial dan kultural dari kegiatan.
12. Resiko dan Mitigasi Bencana
*Resiko:
-Cuaca buruk yang dapat mengganggu pertunjukan di luar ruangan.
-Keterlambatan dalam pengadaan peralatan atau bahan.
-Partisipasi yang rendah dari komunitas seni.
*Mitigasi:
-Menyediakan lokasi alternatif untuk kegiatan luar ruangan (misalnya di gedung tertutup).
-Melakukan pengadaan peralatan dan bahan lebih awal.
-Meningkatkan promosi kegiatan dan membangun kerja sama dengan komunitas seni lain.
13. Jadwal Kegiatan
Minggu 1-2 = persiapan (rekrut peserta, persiapan
tempat) .
Minggu 3-6 = pelatihan dan workshop seni dan
budaya.
Minggu 7-12 = pameran dan pertunjukan seni.
Minggu 13 = evaluasi akhir dan penyusunan
laporan kegiatan.
14. Rencana Tindak Lanjut
*Pengembangan Program:
Melanjutkan kegiatan seni secara rutin dengan mengadakan lebih banyak workshop dan pameran.
*Pemberdayaan Berkelanjutan:
Menyusun program pemberdayaan lanjutan yang lebih terstruktur untuk komunitas seni lokal.
15. Daftar Pustaka
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. (2020). Pemberdayaan Seni dan Budaya di Era Globalisasi. Jakarta: Penerbit Seni Budaya.
Suryani, L. (2018). Pelestarian Budaya Lokal Melalui Seni. Yogyakarta: Pustaka Indonesia.
Sutrisno, M. (2021). Komunitas Seni dan Pengembangan Kreativitas. Bandung: Penerbit Kreatif.
16. Lampiran